Entri Populer

Sabtu, 12 Maret 2011

MATERI NAVIGASI ( GUNUNG HUTAN )

MATERI NAVIGASI ( GUNUNG HUTAN )

A. IMMP (Ilmu Medan dan Membaca Peta)
Ilmu Medan dan Membaca Peta (IMMP) adalah ilmu yang
mempelajari tentang bentuk-bentuk medan, peta, dan
penggunaanya, kompas dan penggunaan, bagaimana mengetahui
kedudukan di peta serta segala sesuatu yang berhubungan dengan
medan, peta dan kompas. IMMP mutlak harus dimiliki oleh para
pecinta alam atau para petualang karena ilmu tersebut akan banyak
membantu dalam kegiatan di alam bebas, selain itu dapat juga
digunakan dalam operasi Search and Rescue (SAR).
B. MEDAN
Adalah permukaan bumi dengan segala sesuatu diatasnya yang
bersifat tetap atau tidak berpindah
Bentuk-bentuk medan :
1. Berdasarkan tinggi rendahnya :
a. Medan rata ialah medan yang sama sekali atau hampir rata,
yaitu yang perbedaan tinggi rendahnya hampir tidak nampak
atau tidak lebih dari 1,5 derajat.
b. Medan tidak rata ialah medan yang perbedaan antara tinggi
dan rendahnya amat besar.
2. Berdasarkan luas pemandangannya:
a) Medan terbuka ialah medan dimana tidak terdapat sesuatu
yang menghalangi pemandangan.
b) Medan tertutup ialah medan dimana yang
pemandangannya terbatas
c) Misalnya: tertutup oleh tumbuhan atau tanaman.
3. Berdasarkan dapat atau tidaknya dilalui
a. Medan terpotong ialah medan dimana terdapat rintanganrintangan
yang menghalangi perjalanan seperti sungai,
rawa, tembok, pagar dan lain-lain
b. Medan yang tidak terpotong ialah medan dimana tidak
terdapat penghalang-penghalang seperti di atas.
3
C. PETA
Peta adalah penggambaran baik sebagian atau keseluruhan
permukaan bumi di atas bidang datar yang dibuat dengan
perbandingan skala tertentu.
Peta berdasarkan kegunaannya dibagi dalam dua golongan:
1. Peta umum ialah peta yang menunjukkan informasi seperti
benua, sungai, kota serta penampakan fisik lainnya. Yang
termasuk dalam peta adalah peta dunia, peta topografi, peta
aeronautik, peta hydografi dan lain-lain.
2. Peta Tematik ialah peta yang menunjukkan atau
menekankan sejumlah atau suatu tema tertentu misalnya:
Peta curah hujan, Peta cuaca, Peta distribusi penduduk dan
lain-lain.
Untuk keperluan mempelajari IMMP yang diperlukan adalah
Peta Topografi. Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan
tempat-tempat yang memiliki ketinggian dari permukaan laut yang
sama dalam satu garis kontur, serta memperlihatkan unsur-unsur
baik asli maupun buatan manusia yang ada di dalamnya. Peta ini
berisi kenampakan-kenampakan umum suatu daerah dengan skala
tertentu, Sehingga dengan peta topografi kita dapat mengetahui
keadaan suatu daerah secara umum maupun detail dengan cepat.
Bagian-bagian peta Topografi
1. Judul Peta
Judul peta terdapat pada lembar peta bagian atas. Judul peta
menyatakan lokasi yang ditunjukkan peta tersebut.
2. Nomor Peta
Nomor peta biasanya di cantumkan pada sisi kanan atas peta.
Nomor peta ini merupakan nomor registrasi peta (daftar peta)
dari si pembuat peta. Penulisan nomor peta menggunakan dua
cara. Pertama angka latin yang menyatakan nomor kolom dan
angka romawi untuk menyatakan nomor baris. Misalnya: Sheet
57/XLII-C (ket: peta ini merupakan peta kolom 57 baris ke-42
dari Sabang)
3. Pembuat Peta
Nama lembaga atau instansi. Pembuat peta dicantumkan pada
sudut kanan bawah dari peta.
4
4. Tahun Pembuatan Peta
Tahun pembuatan peta terletak pada sudut kiri bawah.
5. Deklinasi Arah Utara
Deklinasi arah utara terlatak pada sudut kiri bawah.
6. Lembar Derajat
Lembar derajat berguna untuk mendapatkan gambaran yang
lebih luas dari suatu daerah dengan menggabungkan beberapa
lembar peta menjadi satu, biasanya terletak pada sisi kiri bawah.
7. Skala Peta (kedar peta)
Skala peta adalah perbandingan jarak mendatar pada medan
yang sebenarnya. Biasanya dicantumkan pada bagian tengah
bawah dari peta.
Jarak di Peta
SKALA PETA =
Jarak di Medan
Skala peta dinyatakan dengan tiga cara, yaitu:
1. Dengan perkataan ; satu centimeter dibanding lima puluh
ribu centimeter.
2. Dengan pecahan; 1:50.000 atau 1/50.000
3. Dengan penggambaran atau yang disebut skala garis.
1 0 1 2 3 4 5 KM
Untuk mengukur jarak pada peta dapat digunakan beberapa cara:
1. Dengan mistar (penggaris)
Mistar digunakan apabila yang diukur adalah jarak yang
lurus, jarak datar pada medan dapat dihitung dengan rumus
skala.
2. Dengan kurvimeter
Kurvimeter digunakan apabila yang diukur adalah jarak yang
berkelok-kelok. Jarak datar di medan akan dapat langsung
diketahui pada alat ini.
5
Bila tidak ada kurvimeter dapat digunakan benang yang
dibasahi, kemudian jarak datar dimedan dapat dihitung
dengan rumus skala.
Contoh:
Diketahui : Jarak di peta = 5 cm
Skala peta = 1: 50.000
Maka jarak di peta adalah:
1 = 5 cm
50.000 jarak di medan
jarak di medan = 5x50.000
1
= 250.000 cm = 2,5 km
D. GARIS KETINGGIAN (KONTUR)
Garis ketinggian (kontur) adalah garis pada peta yang
digambarkan berkelok-kelok dan membentuk kurva tertutup yang
menghubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama
dari permukaan bumi.
1. Macam-macam garis ketinggian:
􀀹 Garis ketinggian yang digambarkan dengan garis tipis
􀀹 Garis ketinggian kesepuluh yang dinyatakan dengan
garis tebal
􀀹 Garis ketinggian yang digambarkan dengan garis putusputus.
2. Sifat-sifat garis ketinggian :
􀀹 Perbedaan ketinggian antara dua buah garis yang
berurutan adalah :
􀀹 ½ X 1/1000 X skala yanng dinyatakan dalam meter.
􀀹 Garis ketinggian yanng satu dengan yang lain tidak
akan pernah bersilangan, tetapi dapat bertemu bila pada
medan terdapat lereng yang tegak atau curam sekali.
􀀹 Garis ketinggian yang pertama telah memiliki ketinggian
􀀹 Garis ketinggian yang rendah selallu mengellilingi garis
ketinggian yang lebih tinggi kecuali ada kawah atau
medan
6
􀀹 Garis ketinggian yang menjorok ke dalam merupakan
sesuatu lembah.
􀀹 Garis ketinggian yang menjorok keluar merupakan
pungungan atau bukit
􀀹 Garis Ketinggian kesepulluh ( ke-10 ) digambarkan
dengan garis tebal.
􀀹 Diantara dua garis ketinggian biasanya ada garis
ketinggian penolong yanng digambarkan dengan garis
putus-putus dan menyatakan ketinggian ½ dari
perbedaan dua garis ketinggian
3. Titik Ketinggian ( triangulasi )
Titik ketinggian adalah suatu titik yang merupakan pilar/
tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat yang
dianggap penting dari permukaan laut.
Manfaat titik triangulasi adalah untuk mengetahui tingginya
suatu tempat selain menggunakan garis ketinggian.
Macam-macam titik triangulasi :
a. Primer
b. Sekunder
c. Tersier
d. Kuartener
e. Antara ( T. P )
f. Tanpa tanggal
7
Contoh Kontur
Keterangan
a. Misalnya skala = 1: 50.000
b. Perbedaan ketinggian antara dua kontur yang berurutan adalah :
½ X 1/1000 X 50.000 = 25 Meter
c. Daerah A-B merupakan suatu lembah
d. Daerah A-C merupakan suatu punggungan
e. Garis putus-putus antara garis ketinggian ke-3 dan ke-4
mennyatakan ketinggian garis ke-3+(½ x 25 meter) + 75 +12,5 =
87,5 meter.
f. Puncak bukit memilikki ketinggian antara 125-137,5 meter
Menggambarkan bentuk medan yang sebenarnya dari peta. Untuk
menggambarkan bentuk medan yang sebenarnya diperlukan
pemahaman bentuk dan sifat garis kontur yang terdapat pada peta.
Penggambaran ini diperlukan untuk mengetahui keadaan medan
yang sebenarnnya. Untuk menggambarkan bentuk medan ini dapat
dilakukan dengan cara memproyeksi garis kontur secara tegak lurus
ke bawah.
8
Contoh proyeksi dari titk A ke B
E. ARAH UTARA
1. Macam-macam arah utara
Untuk membaca peta ada tiga macam arah utara yanng harus
diketahui, yaitu :
a. Utara sebenarnya ( US )
Adalah garis yang ditunjukkan oleh garis yang
menghubungkan titik kedudukan kita ke arah kutub utara.
b. Utara Peta ( UP )
Adalah garis yang ditunjukkan oleh garis tegak luruis vertikal
( sumbu Y ) dari jaring-jaring peta.
c. Utara Magnet ( UM )
Adalah utara yang ditunjukkan oleh jarum kompos dari suatu
titik menuju ke arah magnetis bumi yang berada di Jazirah
Boshia, setelah utara Kanada.
Contoh gambar
9
Sudut Kompas =
Sudut Peta – (Deklinasi US*UM + (Umur Peta x Variasi
Magnetis)
2. Ikhtilaf Peta/ Deklinasi
Deklinasi atau ikhtilaf adalah sudut yanng dibentuk oleh
dua garis yang ditarik dari satu titik. Karena ada tiga arah utara
yang berbeda maka ada tiga macam arah utara yaitu :
a. Deklinasi Peta ( US * UP )
Sudut yang dibentuk oleh garis utara sebenarnya dengan
garis utara peta, sedangkan yang jadi perhitungannya
adalah utara sebenarnya.
b. Deklinasi Magnet (US*UM)
Deklinasi UP*UM adalah sudut yang dibentuk oleh garis
utara sebenarnya dengan garis utara magnet, yang jadi
perhitungan adalah utara sebenarnya.
c. Deklinasi UP*UM
Deklinasi UP*UM adalah sudut yang dibentuk oleh garis
utara peta dengan utara magnet, yang jadi perhitungannya
adalah utara peta.
3. Mengubah Sudut
Karena adanya perbedaan antara utara peta dan utara
magnet, maka dalam navigasi (IMMP) kita harus merubah dahulu
dari sudut peta ke sudut kompas atau sebaliknya.
1. Merubah sudut peta ke sudut kompas
Yang perlu diperhatikan adalah besarnya deklinasi
UP*UM,pergeseran utara magnet tiap tahun dan umur peta.
Contoh:
Diketahui : Sudut Peta :900
Deklinasi UP*UM : 2015
Variasi magnetis : 2’ Increase
Tahun pembuatan : 1945
Berapa sudut peta pada tahun 1995?
10
Jawab : Sudut kompas = 900-(2015’+( 1995-1945)x2’0)
= 900 –(2015 + 1040)
= 900 –3045’
2. Mengubah sudut kompas menjadi sudut peta
Sudut Peta = Sudut kompas + {deklinasi US*UM + (umur peta x variasi magnetis)}
Contoh :
Diketahui : Sudut kompas : 950
Deklinasi UP*UM : 2045’
Variasi magnetis : 3’ increase
Tahun pembuatan peta : 1960
Berapa sudut peta pada tahun 1999?
Jawab : sudut peta = 950 + (2045’ + (1999-1960)x 3)
= 950 + (2045’ + 1048’)
= 950 + 4033’
= 99033’
E. KOMPAS
Kompas adalah suatu alat yang digunakan untuk
menunjukkan arah mata angin. Ada beberapa macam kompas yang
dikenal dewasa ini, seperti kompas lensa, kompas prisma, kompas
silva dan lain-lain. Dalam bab ini akan kita bahas kompas prisma,
sebab kompas inilah yang paling efektif penggunaannya.
Kompas prisma
1. Bagian-bagian kompas prisma adalah:
a. Kaca kompas yang dapat diputar dengan pembagian derajat,
angka-angka menunjukkan bilangan puluhan dan titik-titik
menunjukkan bilangan limaan.
b. Pelat bercahaya dengan garis tanda dan garis rambut.
c. Garis penunjuk yang bercahaya diatas kaca.
11
d. Lingkaran kompas dengan pembagian derajat dan jarum
kompas.
e. Gelang kaca dari tembaga.
f. Tutup dengan kaca penutup, garis rambut, garis tanda yang
bercahaya dan bibir pelindung dengan takik.
g. Pelindung kaca.
h. Sekrup pengapit
i. Prisma yang dapat diatur dengan lubang tempat melihat,
cincin jempol dengan ditarik.
2. Cara penggunaan kompas prisma :
a. Buka tutup kompas, masukkan ibu jari dalam cincin dan
letakkan kompas mendatar disangga oleh jari petunjuk,
kemudian peganglah kompas sebatas mata.
b. Bidiklah sasaran melalui takik dari cincin pertengahan prisma
dan garis rambut diatas tutup. Setelah sasaran terbidik
dengan tepat, bacalah angka yang tertera di bawah garis
tanda di atas pelat yang bercahaya, angka tersebut
menunjukkan besarnya sudut bidikan.
c. Bila besar sudut bidikan sudah terbaca, carilah satubenda
atau tanda medan yang lurus dengan garis rambut.
3. Cara berjalan menurut kompas:
a. Pada siang hari
􀀹 Bidikkan kompas ke sasaran sesuai besar sudut yang
dikehendaki .
􀀹 Carilah tanda medan yang lurus dengan sasaran
sebagai titik pertolongan menuju sasaran.
􀀹 Berilah tanda pada titik keberangkatan sebelum menuju
sasaran.
􀀹 Setelah sampai pada titik pertolongan koreksilah arah
tujuan dengan menggunakan back azimuth (azimut
belakang), yaitu dengan cara membidik titik
keberangkatan.
12
- bila bidikan kurang dari 1800 maka back azimuth =
1800 + sudut bidikan
- bila bidikan lebih dari 1800 maka back azimuth =
sudut bidikan - 1800
contoh : Bila sudut bidikan adalah 720 maka back
azimuthnya adalah 720 + 1800= 1520
􀀹 Bila tidak ada tanda medan yang dapat digunakan
sebagai titik pertolongan maka dapat digunakan teman
sendiri sebagai titik pertolongan.
􀀹 Bila hal tersebut juga tidak bisa karena sendirian,
berjalanlah seperti kompas malam.
b. Pada malam hari
􀀹 Buka tutup dan kendurkan sekrup pengapit.
􀀹 Putarlah kaca kompas hingga pembagi derajat.
􀀹 Aturlah bsar pembagi derajat pada kaca kompas
dengan cara memutar kaca kompas sehingga sudut
bidikan tapat pada sumbu kompas.
􀀹 Kencangkan sekrup pengapit dan pegang kompas
sebatas dada.
􀀹 Aturlah supaya plat penunjuk yang bercahaya pada
piringan magnet kompas berhimpit (sejajar) dengan plat
bercahaya pada kaca kompas.
􀀹 Arah yang ditunjukkan oleh sumbu kompas adalah arah
bidikan yang dikehendaki.
13
F. MENENTUKAN TEMPAT KEDUDUKAN
1. Sistem Koordinat
a. Sistem Koordinat Geografi
Sistem koordinat geografi adalah suatu sistem untuk
menentukan kedudukan suatu titik atau tempat di bumi
berdasarkan garis lintang dan garis bujur.
Contoh: Koordinat 60 12 LS 1060 53 BT
b. Sistem Koordinat Peta
Sistem koordinat peta adalah sistem untuk menentukan
kedudkan suatu titik di peta berdasarkan garis-garis
koordinat atau garis mendatar dan garis tegak.
Ada 3 cara untuk menyatakan koordinat peta:
1. Cara 4 angka
Dalam cara 4 angka, tiap lembar peta dibagi menjadi bujur
sangkar yang sama besar. Cara ini digunakan untuk
menunjukkan daerah yang luas seperti kampung, danau dan
lain-lain. Contoh: Koordinat 4202
- 2 angka pertama menunjukkan sumbu vertikal
- 2 angka kedua menunjukkan sumbu horisontal
2. Cara 6 angka
Dalam cara 6 angka, setiap bujur sangkar dalam peta dibagi
menjadi 100 bujur sangkar kecil yang sama besar.
Cara ini digunakan untuk menunjukkan daerah yang sempit
semisal lokasi base camp atau check point. Contoh:
koordinat 429022
- 3 angka pertama menunjukkan sumbu vertikal
- 3 angka kedua menunjukkan sumbu horizontal
3. Cara 8 angka
Dalam cara 8 angka, setiap bujur sangkar kecil diatas dibagi
lagi menjadi 100 bujur sangkar yang lebih kecil lagi yang
14
sama besar . Cara ini digunakan untuk menunjukkan suatu
titik semisal titik triangulasi atau lokasi korban.
Contoh: Koordinat 42950227
- 4 angka pertama menunjukkan sumbu vertikal
- 4 angka kedua menunjukkan sumbu horizontal
2. Resection
Resection adalah suatu cara untuk menentukan posisi atau letak
kita di medan secara tepat di atas peta.
a. Resection dengan menggunakan kompas
1. Carilah dua tanda medan yang telah diketahui di medan
dan di peta
2. Bidiklah tanda medan tersebut dengan kompas dan
hitunglah back azimuth sudut bidikannya.
3. Ubahlah back azimuth tersebut menjadi sudut peta.
4. Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris,
gambarlah sudut-sudut peta yang telah diperoleh
dengan titik awal tanda medan yang dibidik.
5. Titik potong kedua garis tersebut adalah koordinat posisi
kita di peta.
b. Resection tanpa menggunakan kompas
1. Carilah tiga tanda medan yang telah diketahui di medan
dan di peta.
2. Tusuklah selembar kertas tembus pandang (bening)
dengan jarum tepat pada bagian tengahnya dan berilah
nama titik P.
3. Tariklah garis lurus dari titik P menuju masing-masing
tanda medan tepat mengarah ke masing-masing tanda
medan. Titik P adalah koordinat posisi kita di peta.
15
3.Intersection
Intersection adalah suatu cara untuk menentukan atau
mengetahui letak suatu titik (sasaran) yang belum diketahui
posisisnya di peta.
1) Intersection dengan menggunakan kompas
􀀹 Dari suatu tanda medan yang telah diketahui
posisinya di peta, bidiklah titik(sasaran) yang ingin
diketahui posisinya dengan kompas.
􀀹 Lakukan hal yang sama dari tanda medan lain yang
juga telah diketahui posisinya di peta.
􀀹 Ubahlah sudut kompas yang diperolehmenjadi
sudut peta.
􀀹 Tariklah garis lurus dari tanda medan tersebut
sebesar sudut peta dengan menggunakan
penggaris dan busur derajat.
􀀹 Titik potong kedua garis tersebut adalah koordinat
titik sasaran yang ingin dicari.
2) Intersection tanpa menggunakan kompas
􀀹 Carilah dua tanda medan yang telah diketahui di
medan dan di peta,
􀀹 Dari salah satu tanda medan, tusuklah tanda medan
tersebut di atas peta dan tariklah garis lurus di atas
peta menuju titik sasaran yang ingin diketahui
posisinya.
􀀹 Dari tanda medan yang lain lakukanlah hal yang
sama dengan nomor 2
Titik potong dari kedua garis tersebut adalah koordinat titik
sasaran yang ingin dicari.

1 komentar: