Entri Populer

Rabu, 16 Maret 2011

Kaktus Berjalan, Mata Rantai Evolusi Artropoda


Kaktus Berjalan, Mata Rantai Evolusi Artropoda

Dugaan para ilmuwan bahwa artropoda berevolusi dari lobopodia mulai menemukan titik terang. Penemuan fosil yang diberi nama "kaktus berjalan" diharapkan menjadi jawabannya.

Sebuah fosil makhluk serupa cacing berkaki 10 yang hidup 520 juta tahun lalu diduga sebagai mata rantai penghubung dalam sejarah evolusi serangga, laba-laba, dan krustasea. Makhluk yang disebut kaktus berjalan itu termasuk dalam kelompok hewan serupa cacing yang disebut lobopodia yang diduga sebagai asal-usul artropoda.

"Penemuan kaktus berjalan sangat penting karena sebelumnya kami belum menemukan fosil yang dapat dijadikan acuan dugaan kami," kata Jianni Liu, pimpinan tim peneliti yang melakukan studi terhadap fosil tersebut. Sebelum penemuan kaktus berjalan, Diania cactiformis, seluruh anggota lobopodia memiliki tubuh dan tungkai yang lunak. Sementara hewan artropoda memiliki tubuh yang bersegmen (berbuku-buku) serta tungkai yang menyatu dan terlindungi cangkang keras.

Petunjuk evolusi artropoda hingga saat ini terdapat pada cacing beludru yang disebut-sebut sebagai satu-satunya keluarga terdekat bagi seluruh artropoda. Setelah sebelumnya sempat diduga sebagai siput, hewan yang hidup di tanah ini hampir seluruh bagian tubuhnya lunak kecuali cakar dan rahangnya.

Menurut Graham Budd, profesor paleobiologi di Uppsala University, Swedia, yang tidak terlibat dalam studi, penemuan kaktus berjalan akan mengisi sejarah evolusi diantara cacing beludru dan artropoda modern yang dalam hal jumlah maupun keragamannya merupakan kelompok hewan terbesar di bumi.

Namun ia belum yakin kaki keras pada kaktus berjalan diwariskan langsung pada hewan artropoda modern. "Misalnya, bisa saja kaktus berjalan bukan relasi dekat artropoda modern dan kaki kerasnya telah berevolusi berkali-kali. Selain itu, mungkin juga tubuh artropoda primitif mengeras sebelum kakinya," kata Budd.

Oleh karena itu, Budd mengatakan ia masih ingin melihat bukti lebih lanjut pada materi-materi fosil yang akan datang. Fosil-fosil baru, terutama yang berasal dari China, telah membantu memperjelas sejarah evolusi artropoda. Selama kurang lebih satu dekade ini, para ilmuwan telah memiliki beberapa konsensus tentang sejarah itu. (Sumber: Live Science)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar