Entri Populer

Sabtu, 19 Maret 2011

MATERI SURVIVAL GUIDE UNTUK PEGIAT ALAM BEBAS/ PECINTA ALAM

SURVIVAL GUIDE

A. PENDAHULUAN
Teknik hidup alam bebas merupakan suatu cara/teknik yang
digunakan untuk kelangsungan hidup dialam bebas(kegiatan
alam bebas).

B. MENGENAL MEDAN
Informasi untuk mengenal medan dapat diperoleh dari
petugas kehutanan,penduduk setempat,literatur atau
pengalaman orang yang pernah melakukan kegiatan serupa.
Proses mengenal medan meliputi:
1. Observasi : angin, arah hutan, suhu dan kelembaban.
2. Evaluasi : labil atau stabil.
3. Adaptasi : penyesuaian diri terhadap keadaan alam.

Macam-macam medan (hutan):
1. Hutan primer (perawan)
2. Hutan skunder (yang sudah terjamah oleh manusia)
3. Perkebunan.

Jenis-jenis kemiringan medan:
1. Landai (0 s.d 25 )
2. Bukit (25 s.d 45 )
3. Gunung (>45 )

Menentukan jalan:
1. Kenali medan
2. Memilih medan, tentukan daerah yang dikenali
3. Menandai arah jalan apabila ada persimpangan:

a. Kenali medan
b. Memilih medan, tentukan daerah yang dikenali
c. Mengikuti punggungan gunung
d. Mengikuti aliran sungai
e. Mengikuti garis pantai

C. PACKING
Packing adalah suatu teknik untuk memudahkan membawa
barang dengan rapi. Peralatan yang dibawa atau digunakan haruslah
didaftar lebih dahulu ( rangkap dua).

Prinsip-prinsip packing:
a. Usahakan pakaian dibungkus dengan plastik
b. Barang yang berat diletakan diatas
c. Letakan barang yang seimbang (kiri/kanan sama beratnya)
d. Barang yang segara dibutuhkan letakan diatas agar mudah
dijangkau (ponco, obat pisau tebas, kamera)
e. Barang yang berongga diusahakan diisi


D. BIVOACK
Bivoack adalah suatu tempat perlindungan sementara yang
aman,nyaman,dalam keadaan darurat dimana kita belum dapat
menentukan kapan kita keluar dalam keadaan tersebut. Untuk
kondisi tubuh harus tetap dijaga. Kondisi suvivor akan menurun 80%
lagi (apabila terluka 24 jam pertama). Sedangkan yang tidak terluka
akan menurun setelah 3 hari.

1. Tujuannya:
a. Melindungi diri dari faktor alam dengan tidak merusak
lingkungan alamnya.
b. Merupakan teknik survival
c. Tempat koordinasi/perencanaan lebih lanjut
d. Sebagai tanda komunikasi.

2. Sebab-sebab bivoack:
a. Tersesat
b. Perjalanan terhenti karena hujan
c. Kemalaman
d. Operasi SAR, dll.

3. Pembuatan bivoack:
a. Bahan dari alam pohon (utuh maupun tumbang)daunan,
ranting, gua, atau lobang.
b. Bahan sintetik berupa bahan yang kita bawa seperti ponco,
parachute, tali, dsb

4. Jenis bivoack:
a. Bivoack darurat berupa daunan dan ranting
b. Bivoack sementara berupa ponco
c. Bivoack semi permanen berupa gua atau gubuk sederhana.
5. Pemilihan tempat
6. Kemiringan (pengaruh arah angin dan aliran air)
a. Teduh dan perlindungan dari air
b. Keamanan dari faktor alam
c. Lapang
d. Pemandangan indah
e. Jenis tanah (stabil/labil)
f. Dekat dari fasilitas yang dibutuhkan seperti air,sumber
makanan.


E. SURVIVAL
Survival berasal dari kata survive yang berarti
berhasil/mampu mempertahankan diri dari suatu keadaan tertentu
(krisis/buruk) dengan memanfaatkan segala kondisi yang ada.
Survivor adalah manusia yang sedang mempertahankan
dirinya dalam keadaan yang darurat atau buruk, dapat perorangan
atau secara kelompok. Beberapa faktor yang menentukan adalah
perjuangan mental, kemauan dan pengetahuaan survival. Sering kali
dalam keadaan yang kritis tersebut hal-hal yang sifatnya emosional
akan muncul seperti shock, takut, binggung, egois, putus asa, jenuh
dan sebagainya.
Kondisi tersebut akan semakin memperparah kondisi
survivor, seperti kelelahan, lapar, haus, dsb. Dengan demikian
kemauan untuk tetap hidup, semangat untuk keluar dari kondisi
tersebut didukung dengan pengetahuam teknik survivel adalah
sangat penting.

Rintangan/hambatan tersebut dapat diatasi dengan kata SURVIVAL
dan STOP.

Sadar : Sadarlah situasimu
Usaha : Upaya untuk mengatasi dengan
ketenanganmu
Rasa takut : Takut dan panik harus dikuasai dan
buang jauh-jauh.
Vakum : Kekosongan isi ddengan kegiatan
positif.
Ingat : Ingat kau berada dimana.
Vivo : Hidup hargailah dia.
Adat : Istiadat setempat patut ditiru.
Latih : Latih dan belajarlah selalu.
Setting : Duduk istirahat.
Thinking : Berpikirlah
Observasi : Observasi daerah sekitar
Planning : Rencanakan langkah berikutnya

Beberapa hal yang harus diingat bila survivor adalah sebuah
kelompok:
1. Setiap kegiatan survival harus terorganisir
2. Tentukan hanya satu pemimpin
3. Kembangkan rasa ketergantungan
4. Dalam keadaan apapun pemimpin harus siap mengambil
keputusaan dan kelompok harus dalam keadaan utuh.




F. PENGETAHUAN FLORA DAN FAUNA

1. Definisi
Pengetahuan tentang segala macam jenis tumbuhan dan hewan
baik yang beracun maupun tidak yang dapat digunakan untuk
mempertahankan hidup dalam keadaan darurat.

2. Flora
Begitu banyak tumbuhan yang ada disekitar tropis (300.000 jenis
tumbuhan ) sehinga kita tidak kesulitan menentukan yang aman
untuk dimakan.
Beberapa patokan yang dapat dipakai:
a. Hindari tanaman yang daunnya berbulu
b. Hindari tanaman yang bergetah putih
c. Hindari tanaman yang rasannya aneh(gatal, panas, getir)
d. Hindari tanaman yang warnanya mencolok
e. Makanlah tanaman yang dimakan binatang terutama monyet
f. Cara mengenal dan merasakan adalah dengan ujung lidah,
apabila ada rasa yang aneh jangan diteruskan atau dengan
menggunakan bahan logam dari stainless (pisau, silet,
dll)ditorehkan, tunggu beberapa waktu apabila ada
perubahan berwarna ungu termasuk beracun.

Jenis tumbuhan yang dapat dimakan:

a. palmae dimakan umbinya
b. rotan dan genang dimakan umbinya
c. umbi-umbian kecuali daunnya yang berwarna biru, kecuali
dalam keadaan terpaksa maka rendamlah dalam air
mengalir selama minimal 24 jam.
d. Tumbuhan melata seperti semanggi, daun kaki kuda, krokot,
dapat langsung dimakan tanpa direbus.
e. Rumput alang-alang dimakan ubinya.
f. Talas dapat dimakan mulai umbinya sampai dengan
daunnya dengan cara direbus berulang-ulang.
g. Perdu, rassa mala, ciplukan, murbai hutan dapat dimakan
buahnya.
h. Pakisaji dimakan umbinya tetapi tidak biji dan daunnya.
i. Tumbuhan yang beracun adalah sogotelik, biji dan
batangnya beracun, tapi daunnya untuk obat batuk.
Sedangkan jarak racun ada dibijinya.






3. Fauna

a. Vertebrata, hampir semua hewan bertulang belakangdapat
dimakan kecuali yang berkelenjar bau.

1) Aves, umumnya daging dan telornya dapat dimakan
kecuali yang memakan buah-buahan yang beracun.

2) Reptil, kura-kura, penyu tidak berbahaya untuk dimakan
daging dan telurnya kecuali penyu air tawar jantan yang
pada masa sedang kawin, karena dagingnya beracun.

3) Ular yang dapat dimakan adalah ular yang tidak berbisa,
dengan dimasak terlebih dahulu, contohnya ular sanca.
Selain itu ular yang berbisa pun dapat dimakan asal kita
tahu bagian tubuh yang berbisa, misalnya ular tanah
dibuang 1/3 bagian depan, ular laut (abu-abu
kehitaman) buang ½ dari depan.

4) Biawak, kadal, cecak, tokek dimasak dengan dibuang
kepalanya.

5) Ampibi semua dapat dimakan kecuali katak buduk dan
katak pohon kecuali kakinya, tetapi katak ini
mempercepat denyut jantung

6) Ikan, semua ikan dapat dimakan kecuali ikan buntel
(ikan kembung)

7) Cacing, cacing tanah dapat dimakan setelah dibuang isi
perutnya.

b. Invertebrata
1) Insecta: lebah, capung, jangkrik, laron dapat dimakan
dengan direbus atau dibakar.
2) Mulosca: siput, kerang, tripang, remis dapat dimakan
tapi jangan terlalu banyak karena dapat menyebabkan
keracunan.
Cara mengenal dan merasakannya
Untuk dapat memahami dan mengenal suatu rasa untuk
dapat dimakan atau tidak ada hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Masak terlebih dahulu sesempurna mungkin
b. Kunyah beberapa waktu jangan ditelan
c. Manfaatkan flora dan fauna yang sudah dikenal dan tidak
berbahaya,jangan mencoba- coba kecuali terpaksa.
Catatan : survival bukanlah suatu ilmu yang hanya cukup
teori saja tetapi mengenal flora & fauna adaptasi secara
langsung.

G. CARA MENGAMBIL AIR
Ketahanan hidup manusia tergantung dari air,setelah itu baru
faktor-faktor lain.Dengan bekal air saja kita bisa bertahan hidup
sampai waktu 2 minggu, tetapi hidup tanpa air kita akan bertahan
2-5 hari.
1. Mencari air pada pegunungan perkapuran dan daerah kering
lainnya.
Pada daerah kapur air dapat diperoleh melalui ceruk-ceruk
dan gua-gua yang banyak dijumpai kemungkinan air berasal
dari tetesan air gua yang berasal dari langit-langit.
2. Pada daerah pasir atau kering lainnya.apabila pada kondisi
tersebut tidak dapat ditemukan air dapat diperoleh dengan
cara destilasi sederhana.
Alat yang dibutuhkan
-Rantang/nesting atau alat penampung lainnya
-selembar plastik atau ponco.
-pemberat dan pencepit.
Gambar:
Keterangan:
1. penjepit
2. pemberat
3. plastik/ponco
4. rantang/nesting
5. uap air
6. tetesan air
Mencari air pada daerah pantai
Caranya : menggali lobang minimal 10 m dari pantai.mengali
lobang dibalik bukit pasir yang terbentuk oleh
angin laut,yang biasanya terdapat resapan air
hujan.





Gambar:
Keterangan:
1. air laut
2. pemberat
3. bukit pasir
4. Daerah hujan
5. daerah mencari air
*Hati-hati dalam menggali air jangan sampai pasir longsor
karena dapat berpengaruh rasa asin.
Mencari air pada hutan hujan daerah tropis
Untuk mencari pada daerah hutan hujan tropis lebih
mudah dari bekas curahan air hujan yang terkumpul dari
cekungan batu, atau dilekukan daun. Pada musim hujan air
terdapat pada tetesan embun yang menempel dirumput atau
lumut. Dengan mengusapkan sapu tangga atau media lain
yang meresap diperas atau langsung diisap.

Cara lain mendapatkan air
Pada pohon pisang masih hidup dibuat lobang
Gambar:
Keterangan:
1. Lubang
2. Pohon pisang
3. permukaan tanah

- Pada rotan untuk mendapatkan air pililah rotan yang
rendah lalu potong 4 sampai 5 kaki, maka air akan
menetes.

- Daging ikan, sayatannya masukkan dalam sapu
tangan kaku, peras dengan kuat sampai menetes
cairan yang siap diminum.

- Pada tumbuhan kaktus,ambil getahnya lalu diminum
Catatan: Dalam keadaan apapun jangan sampai minum air
kencing.

H. TANDA DAN ISYARAT
Usaha mempertahankan hidup, suvivor harus berusaha
membuat tanda dan isharat agar mudah ditemukan regu pencari.
1. Tanda dan isyarat berupa api, asap, kaca, atau alat lain yang
menarik perhatian.
2. Rencanakan isyarat yang digunakan sesuai sarana. Bertindaklah
sesuai dengan kemampuan bila terdengar denggung pesawat
atau helikopter. Usahakan menggirim isyarat walaupun
pesawatnya sudah berlalu. Sebab memungkinkan isyarat
tersebut tidak terlihat pada sapuan pertama atau kedua,
biasanya penyapuan dilakukan berulang-ulang (3 Kali)
3. Tanda isyarat yang paling menguntungkan adalah api, karena
bisa menghangatkan badan dan memasak, asapnya bisa dipakai
sebagai tanda SAR darat dan udara. Untuk mendapatkan asap
yang putih dipakai waktu mendung, bakarlah daun-daun muda,
bila cuaca cerah pakailah asap hitam bahan sintetis.
4. Tanda selain asap adalah bunyi-bunyian.



5. Isyarat-isyarat yang penting (terbuat dari batu-batuan dan
ditempat yang lapang)
a. luka parah
b. perlu obat-obatan
c. perlu peta kompas
d. minta makanan dan air
e. perlu lampu dan cahaya dengan baterai dan radio
komunikasi
f. kemungkinan aman untuk mendaratan
g. semua dalam keadaan baik


I. CARA MEMBUAT API TANPA KOREK

1. Persiapan
Sediakan dahulu penyala yang kering betul sebelum kita
memulai membuat api tanpa korek, setelah disiapkan lindungilah
penyala ini dari angin dan kelembaban. Penyala yang baik sekali
adalah kawut. Carilah kain, tali, pucuk palem yang mati, kulit kayu
yang dicabik halus-halus, bubuk kayu kering, sarang burung, bahanbahan
berambut dari tumbuhanbubuk kayu yang dibuat oleh
serangga yang biasanya dijumpai dibawah batang yang mati.

2. Matahari dan gelas
Lensa kamera, lensa cembung dari teopong atau lensa
teleskop atau lensa senter dapat dipakai untuk menyatukan cahaya
matahari pada penyala kita.

3. Batu api dan baja
Bila mungkin inilah yang tebaik untuk menyalakan penyala
bila kita tidak mempunyai korek api. Dekatkan penyala pada batu api,
goreskan bajanya sehingga keluar percikan api yang mendekati
penyala api, kibas-kibaslah atau tiup bila penyala telah terbakar.

4. Gesekan kayu
Karena dengan jalan gesekan kayu adalah cara yang paling
sukar, pakailah cara ini apabila tidak ada cara lain.

a. Busur dan gundi, buatlah busur yang kuat dengan
mengunakan tali sepatu atau tali yang lain. Gurdikan kayu
yang keras pada kayu yang lain sehingga keluar asap dan
sediakan penyala agar mudah tebakar.

b. Tali api, pakailah seutas rotan yang kering kira-kira 2,5 cm
dan kayu kering, belah dan ganjal kayu itu dengan
batu, letakan ditanah,t aruhlah belahan itu pada penyala dan
mulailah menarik rotan tersebut pula bolak-balik pada
penyala sampai timbul asap.

c. Gesekan kayu atau bambu satu sama lain sehingga panas
sekali dan timbul api. Cara ini paling sering digunakan.

d. Bubuk mesiu, tempatkan serbuk mesiu pada kayu yang telah
dipukul-pukul dan mulailah mengoreskan dua buah batu
hingga timbul percikan api, api tersebut dapat menyalakan
bubuk mesi

J. YANG HARUS DIINGAT DALAM KEADAAN SURVIVAL

1. Bersikaplah tenang
2. Hemat tenaga
3. Hindari sengatan matahari secara langsung
4. Jangan membuang atau membuka perlengkapan pelindung
badan dengan alasan akan memberatkan didaerah gersang
dan tandus kecuali keadaan memungkinkan.
5. Istirahat ditempat yang teduh dan jangan berbaring karena
dapat menaikkan suhu badan.
6. Ingat selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
7. Jangan merokok
8. Cari makan dan minuman sebelum letih
9. Kreaktif jangan malas apalagi apatis.

K. TALI TEMALI
Tali,adalah suatu alat bantu manusia yang fungsinya untuk
mengikat.Tapi untuk kali ini dikhususkan dalam kegiatan sport atau
olah raga alam bebas. Bagi para pendaki keterampilan tali temali
sangat diperlukan dalam berbagai macam kegiatan,juga bagi para
penelusur goa,pemanjat tebing dan lain-lain.Tali juga berperan dalam
berbagai aktivitas Mounteneering maupun aktivitas alam bebas
lainnya mulai dari mendirikan tenda sampai panjat tebing.
Pengetahuan tali temali dan Mountaineering bukanlah
pengetahuan yang mudah,kita tidak hanya mengetahui secara
teoritis saja namun adalah keyakinan diri dalam peraktek
pengunaannya, bagaimana praktek pengunaannya yang efektif dan
efisien.
Untuk itu perlu mengetahui berbagai hal mengenai talitemali,
sifat-sifat tali ,jenis tali, kekuatan tali sampai dengan
perawatannya.






L. KLASIFIKASI TALI
Berdasarkan konstruksinya tali dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu:

1. Land Ropes (Hawser Laid)
Adalah tali yang terbuat dari serat alam yang terdiri dari tiga
jalinan yang masing-masing terdiri dari jalinan lebih kecil. Namun
tali ini kekuatannya rendah, mudah terurai dan tidak lentur dan
juga ringan tapi sulit dibuat simpul dan tidak tahan terhadap
bahan kimia.

2. Kern Mantel Ropes
Terdiri dari nilon yang dijalin menjadi inti tali yang disebut ‘Kern’
kemudian dibungkus dengan rajutan dibagian luarnya
disebut ‘Mantel’ maka dari itu tali jenis ini disebut ‘Kern Mantel’.
Tali jenis ini lebih praktis dan kuat, karena inti didalamnya
terhindar dari gesekan, akan tetapi kita sulit memeriksa apabila
terdapat kerusakan didalamnya.

Menurut kelenturan tali digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Static Ropes
Tali jenis ini tidak mepunyai kelenturan akan tetapi unggul dalam
menarik beban. Tali ini biasanya digunakan dalam kegiatan
‘Ascending dan Discending’, dalam kegiatan penelusuran gua
dan lain-lain.

2. Dinamic Ropes
Tali jenis ini mempunyai kelenturan yang bagus sehingga sering
dan cocok digunakan dalam kegiatan panjat tebing.Karena bisa
melindungi pemanjat dari hentakan kalau sewaktu jatuh.
Dinamic Ropes ada yang berbentuk bulat dan ada yang pipih
yang disebut dengan webing. Webing digunakan untuk Harness,
Etrier dan Sling.

M. PERAWATAN TALI
Perawatan tali tidak hanya pada saat dipakai akan tetapi
pada saat penyimpanan dan membersihkan juga harus diperhatikan.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi keadaan tali seperti
jatuh/hentakan, gesekan baik dengan peralatan ataupun dengan
tebing, panas kotoran, juga simpul yang digunakan pada kegiatan.

Beberapa hal yang diperlukan dalam perawatan tali:
1. Simpan ditempat kering dan mengantung.
2. Jauhkan dari zat kimia dan serangan serangga.
3. Cuci dengan air tawar dan sabun mandi,shampo.
4. Jemur ditempat yang tidak langsung terkena sinar matahari.
5. Jangan memberi beban pada waktu yang lama.
6. Hindarkan dari gesekan.
7. Lepas simpul setelah kegiatan.
8. Catat riwayat hidup tali untuk mengetahui batas kekuatan.

N. JENIS – JENIS SIMPUL

1. Simpul Dasar
Digunakan sebagai simpul pengunci dan dasar pembuatan
simpul yang lain.

2. Simpul Mati
Digunakan untuk menyambung tali yang sama besar.

3. Simpul Anyam(Sheet bend)
Digunakan untuk menyambung tali yang tidak sama besar.

4. Simpul nelayan
Digunakan untuk menyambung tali yang sama besar.

5. Simpul Pita
Digunakn untuk menyambung tali yang pipih
6. Simpul Kambing (bow line)
Digunakan untuk mengikat tapi tidak menjerat.

7. Simpul Pangkal
Untuk mengikat pohon atau tiang.

8. Simpul Kupu-kupu(Buterfly)
Sama dengan simpul kambing dalam penggunaannya.

9. Simpul Prusik
Untuk kegiatan naik turun dengan tali.

                                                                                                            ( by Gespala )


2 komentar: